Artikel Terbaru :
Diberdayakan oleh Blogger.

Pages

Pamer Makanan di Media Sosial Bisa Jadi Tanda Gangguan Mental

Senin, 13 Mei 2013

Mengambil foto makanan (Finedininglovers.com )

Berbagai foto makanan berseliweran di media sosial, mulai dari Facebook, Twitter, dan Instagram. Wujudnya memang sangat menggoda. Tapi bagi Anda yang terobsesi mengunggah foto makanan dan minuman, hati-hati. Bisa jadi itu gejala gangguan mental.

Kecenderungan itu diungkapkan oleh Dr. Valerie Taylor, psikiater dari Women College Hospital, University of Toronto, Kanada. Sebelum makanan atau minuman dinikmati, banyak orang mengambil gambarnya terlebih dulu untuk kemudian diunggah di berbagai media sosial.

"Beberapa orang keluar rumah untuk makan, bukan karena memang membutuhkan makanan. Justru hanya demi interaksi di media sosial. Apa yang dimakan, kapan mengunjunginya dan kapan kembali ke tempat tersebut," kata Dr. Taylor dikutip dari Huffingtonpost.com. 

Kebiasan tersebut bisa jadi gejala gangguan kebiasaan makan atau tanda adanya masalah psikologis. Berupa bentuk obsesi dan keasyikan tidak sehat pada makanan. Lalu, pada beberapa orang yang melihat foto makanan dan dengan mudah tergoda bisa berujung menjadi emotional eater hingga kegemukan.  

Studi pada 2012 yang dilakukan oleh tim dari University of Southern California mengungkap kalau sering melihat foto makanan di internet akan merangsang otak untuk makan secara berlebihan. Beberapa restoran bahkan ada yang menerapkan peraturan kalau makanan tidak boleh difoto dan diunggah ke media sosial. 

Seperti restoran di New York milik Chef Michelin, David Bouley. Ia melarang pelanggannya untuk mengambil foto makanan dan minuman yang disajikan. Menurutnya, makanan yang disajikan harus segera dinikmati dan aktivitas mengambil gambar bisa mengganggu pelanggan lain. (adi/life.viva.co.id)

Google Glass Dapat Dikendalikan Melalui Kedipan Mata

Kamis, 02 Mei 2013

Google Glass Bisa Dikendalikan Dengan Kedipan Mata
Sergey Brin, co-founder of Google. (AFP/Kimihiro Hoshino)

Google menunjukkan jika kacamata pintar buatannya - Google Glass - memang layak menyandang nama sebagai salah satu perangkat revolusioner. Google Glass bisa dikendalikan dengan beragam cara.

Sebuah bocoran informasi mengungkap kemampuan Google Glass yang dapat dikendalikan dengan gesture mata, kepala, tangan, hingga kedipan. Hal ini diketahui dari bahasa pemrograman yang ditunjukkan oleh salah satu anggota komunitas Reddit.

Dilansir dari The Next Web, Selasa (22/4/2013), kacamata pintar Google disinyalir punya kemampuan untuk membidik foto melalui kedipan mata. Untuk memperbesar (zooming) tampilan browser, pengguna bisa melakukannya hanya dengan menggunakan jari layaknya pinch-to-zoom di tablet dan ponsel layar sentuh.

Anda juga bisa berbagi data langsung dari kacamata pintar tanpa perlu khawatir dengan keamanan dan akses ke data pribadi, mengingat fitur ini juga sudah dilengkapi dengan sistem keamanan.

Gesture kepala tampaknya berfungsi saat kacamata digunakan dan dilepas dari sang pemakai. Sehingga secara otomatis kacamata ini akan mendeteksi kepala sang pemakai.

Sedangkan gesture mata saat ini sudah diuji coba untuk keperluan kalibrasi. Kabarnya Google Glass akan dibuat oleh pihak ketiga dengan dukungan tim Google untuk pengembangan aplikasi dan aksesorisnya. (vin/dew/http://tekno.liputan6.com)

Seorang Hacker Ungkap Spefikasi Detail Terkait Google Glass


Seorang Hacker Ungkap Spesifikasi Lebih Rinci Google Glass
Google sudah mulai membuka pre-order salah satu proyek masa depannya, kacamata pintar Google Glass di Amerika Serikat. Selain itu Google Glass pun sudah melalui beragam uji coba yang melibatkan banyak industri, salah satunya industri fashion.

Pada pertengahan April lalu, beredar sedikit spesifikasi yang digunakan dalam kacamata pintar pertama Google. Disebutkan jika kacamata ini dibekali sensor kamera 5MP dengan layar yang mampu menampilkan hingga jarak 8 meter.

Kini spesifikasi lain kembali beredar, terkait dengan prosesor yang disematkan dalam Google Glass. Seorang hacker Liam McLoughlin menyebutkan jika Google Glass menggunakan CPU OMAP 4430, RAM 682 MB seperti dilansir Selfscreen, Minggu (28/4/2013).

Sayangnya Liam tidak mendapatkan detil kecepatan prosessor yang digunakan Google Glass. Ia juga menyebutkan jika Glass mengadopsi sistem operasi Android 4.0.4 Ice Cream Sandwich, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya oleh Larry Page.

Liam juga berhasil menemukan pengaturan USB debugging untuk sinkronisasi dengan perangkat komputer. Kabar sebelumnya juga menyebutkan jika Google Glass dilengkapi dengan koneksi Bluetooth untuk kebutuhan transfer data dengan perangkat lain.

Saat ini Google Glass baru tersedia dalam versi Explorer Edition, khusus untuk pengembang dan pengguna terpilih. Belum diketahui kapan Google akan merilis versi konsumen dari perangkat fashionable ini.

(vin/gal/http://tekno.liputan6.com)

Tahan Air, Google Glass Bisa Dibawa Mandi


Tahan Air, Kacamata Pintar Google Glass Bisa Dibawa Mandi

Strategi Google yang memilih sejumlah orang untuk memiliki kacamata pintar Google Glass sepertinya membuahkan hasil. Sebab kecanggihan Google Glass terus bergaung di dunia maya, walaupun saat ini Google masih merilisnya dalam versi awal atau Explore Edition.

Salah satu pengguna Google Glass yang memiliki pengaruh besar di dunia maya adalah blogger teknologi Robert Scoble. Sebagai seorang yang dikenal penuh eksperimen, Scobel pun menggunakan Glass untuk hal yang tak pernah dibayangkan sebelumnya: mandi!

"Anda mungkin mengira saya bercanda saat mengatakan saya tak pernah melepasnya (Glass). Ya, mereka selamat walau dalam keadaan basah," tulis Scoble di akun Google Plus miliknya, dilansir dari Venture Beat

"Saya menggunakannya untuk mandi. Google Glass masih bekerja dengan baik," lanjut Scoble. 

Meski Scoble begitu antusias dengan Glass, tapi dilansir dari laman Atlantic Wire, banyak yang menuduh Scoble sebagai bagian dari pemasaran yang dilakukan Google. Scoble dianggap sebagai buzzer atau orang yang dibayar Google untuk mempromosikan Glass.

Tuduhan ini tentu dianggap aneh. Sebab Scoble juga dikenal sebagai penggemar iPhone, smartphone besutan Apple, yang merupakan pesaing Google. Selain itu, Scoble juga menulis tinjauan yang cukup obyektif, bahkan cenderung analitik. 

Misalnya saja terkait harga. Scoble menulis, jika Google ingin mengambil untung besar tentu Glass akan dibanderol seharga US$ 500. Tapi Scoble banyak bertanya ke orang-orang, dan hanya sedikit yang akan membeli Google Glass seharga itu.

Karena itu Scoble menulis Google Glass akan semakin populer di masyarakat jika harganya dipatok sekitar US$200. Tentu ini tergantung Google, apakah Glass dibuat untuk mencari keuntungan semata, atau mengukuhkan dominasinya di pasar perangkat seperti yang dilakukannya terhadap Android. (gal/http://tekno.liputan6.com)

See RIZK Project Channel on Youtube!

 

© Copyright ATOM Studios2012 | Dipakai Oleh Muhammad Rizki Utama | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.